Pengurangan asupan kalori berarti
mengurangi radikal bebas. Radikal bebas bersifat merusak sel dan berperan dalam
proses penuaan dan terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker dan gangguan
kardiovaskular.
Supaya radikal bebas tidak
merajalela, tubuh dengan sendirinya spontan memproduksi zat antioksidan.
Antioksidan yang diproduksi oleh tubuh (endogen) adalah SOD (Superoxide
Dismutase), GPx (Glutathion Peroxidase), katalase dan senyawa glutation.
Antioksidan tersebut bekerja denagn cara menetralkan radikal bebas, dimana
pekerjaannya dibantu oleh asupan antioksidan dari luar (eksogen), yaitu vitamin
E, C, betakaroten dan senyawa flavonoid yang berasal dari tumbuhan. Sehingga
diharapkan dengan pemberian antioksidan tersebut proses tua dihambat atau
paling tidak ”tidak dipercepat”, serta dapat mencegah terjadinya kerusakan
tubuh dan timbulnya penyakit degeneratif.
Pada masa tua, dapat dilakukan
peningkatan kualitas hidup dengan cara tetap sehat. Dengan tetap sehat dalam
jangka waktu sepanjang mungkin, maka kualitas hidup juga akan terjaga. Maka
timbullah suatu konsep yang dinamakan Healthy Aging yang dicetuskan pertama
kali oleh Takemi (1997).
Salah satu cara untuk menunjang
healthy aging ini kita bisa memanfaatkan tumbuhan dan buah-buahan alami yang
mengandung antioksidan dan berada disekitar kita, karena Indonesia kaya akan
bahan alami yang mengandung antioksidan yang berpotensi tinggi.
Berikut beberapa makanan yang kaya
akan antioksidan dan mudah ditemukan:
Tempe
Tempe mempunyai khasiat antara lain
mempercepat berhentinya diare akut dan meningkatkan berat badan serta status
gizi, hal ini mengutungkan karena selain banyak lansia yang mengalami gangguan
pencernaan seperti diare akut dan kronis juga sering mengalami status gizi yang
buruk karena asupan protein yang kurang adekuat, juga dapat mengurangi kadar
kolesterol darah, selain itu tempe juga tepat untuk diberikan bagi pasien
dengan DM yang biasanya dialami oleh lansia.
Brokoli
Brokoli adalah salah satu sumber
vitamin K yang baik. Mengkonsumsi brokoli dapat membantu menjaga agar tulang
tetap sehat.
Buncis
Menurut riset yang dilakukan Departemen
Pertanian Amerika Serikat, kulit buncis mengandung senyawa flavonoid, yaitu
suatu antioksidan yang melidungi tubuh dari penyakit kronis dan efek penuaan.
Jeruk
Jeruk adalah suatu sumber viatmin C
terbaik. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang berperan melawan gejala
penuaan dan penyakit yang berhubungan dengan usia.
Apel
Apel yang belum dikupas mempunyai
efek anti karsinoma terkuat, karena mengandung lebih banyak antioksidan
fitokimiawi.
Wortel rebus
Wortel mengandung vitamin A dan
vitamin C yang merupakan salah satu antioksidan terbaik untuk melindungi tubuh
dari radikal bebas.
Teh
Antioksidan dalam teh sangat
terkenal sebagai salah satu penyebab panjang umur di Negara Jepang dan China
Penemuan terbaru antioksidan:
L-Carnosine
L-Carnosine adalah antioksidan untuk
anti penuaan, dengan memperbaiki perubahan yang diakibatkan proses degeneratif
seperti kulit, otak, jantung dan jaringan tubuh lainnya. Setidaknya L-Carnosine
harus diberikan sebanyak 500 mg perhari dalam waktu jangka lama. L-Carnosine
secara alamiah terdapat pada tubuh kita (terutama diotot) dan banyak terdapat
juga pada makanan. Tetapi kadarnya berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Actin
DR. Debasis Bagchi, kepala ilmuwan
dari Creighton University mengatakan bahwa daripada vitamin C dan E serta
betakaroten, Actin lebih baik sebagai pencegah radikal bebas dan fragmentasi
DNA.
N-Acetylcysteine (NAC)
NAC merupakan antioksidan yang baik
dalam mempertahankan imunitas/kekebalan tubuh.
Alfa-Lipoid Acid
Alfa-Lipoid Acid dapat larut dalam
lemak dan air, artinya zat ini dapat masuk kedalam semua bagian tubuh manusia
yang terdiri dari cairan dan lemak.
Pycogenol
Menurut Dr. Richard Passwater
pycogenol bermanfaat untuk; fungsi otak, mencegah aterosklerois, stres, kanker
kulit, arthritis, penglihatan, diabetes.
Fakta yang perlu diketahui adalah
bahwa hingga saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang
seimbang antara radikal bebas dan antioksidan didalam tubuh. Dengan demikian,
dosis suplemen antioksidan yang tepat belum dapat dipastikan. Sementara
beberapa penelitian menunjukan bahwa kelebihan antioksidan justru akan
merugikan.
Umumnya lansia terpengaruh untuk
mengkonsumsi suplemen gizi karena pengaruh iklan. Hasil survey di California
mengungkapkan bahwa 72 % lansia mengkonsumsi suplemen gizi vitamin C dan
vitamin E dosis tinggi.
Sebagai pertimbangan, beberapa
suplemen yang dianjurkan bagi lansia diantaranya:
Vitamin E: Dikenal sebagai antioksidan, mencegah kerusakan karena
radikal bebas dan menurunkan resiko penyakit jantung.
Selenium: Membantu tugas enzim glutation, yaitu enzim pengusir
radikal bebas. Merupakan komponen penting bersama vitamin C dalam memerangi
penyakit jantung juga kanker.
Seng: Berfungsi sebagai penghasil antibody, juga sebagai anti
oksidan.
Beta Karoten: Mencegah terjadinya katarak.
Omega 3: Dapat mencegah kerusakan sel otak sekaligus mempertajam
daya ingat, mengencerkan darah, mengurangi resiko penyakit jantung dan stroke.
Vitamin C: Membantu pembentukan kolage, meningkatkan daya tahan tubuh
serta membantu pembentukan glikoaminoglikan dan chondoitin untuk persendian.
Fe:
Mencegah anemia.
Sebenarnya selama asupan makanan
cukup baik dan menjauhi pola hidup tidak sehat, suplemen makanan seperti
multivitamin sama sekali tidak diperlukan.
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar